Tentang Penyerapan Kata atau Kata Serapan



Setiap bahasa yang hidup dan berkembang, senantiasa tidak bisa terhindar dari fenomena saling memakai atau saling meminjam di antara bahasa-bahasa yang lain. Selama sebuah bahasa digunakan secara aktif maka fenomena ini pasti terjadi. Sehingga, apabila ada pertanyaan kapan proses serap-menyerap kosakata ini akan berakhir, maka jawabannya adalah selama manusia berkomunikasi dengan sesamanya, maka fenomena ini akan senantiasa berlangsung dan tidak akan berhenti.

Kapan setiap kosakata adalah mutlak dan resmi milik sebuah bahasa?
Sebuah kosakata terbentuk tidak memiliki asal muasal yang pasti. Seseorang mem'bahasa'kan sesuatu ketika itu hanya dimengerti oleh dirinya saja, maka kosakata itu tidak bisa diterima sebagai kosakata sebuah bahasa. Kosakata hanya akan resmi menjadi sebuah kosakata bahasa sebuah komunitas penggunanya apabila mendapatkan kesepakatan dari anggota komunitas tersebut. 

Bagaimana dengan bahasa Indonesia?

Kata Serapan

Kata serapan (juga kata pungutan atau kata pinjam) secara umum berarti kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Tidak terkecuali dengan bahasa Indonesia yang kita gunakan sehari-hari.

Ternyata, di dalam kamus bahasa Indonesia serapan, setidaknya ada 9 bahasa asing yang kosakatanya sudah banyak diserap ke dalam bahasa Indonesia.

Tahun 1999, Pusat Bahasa terbitkan buku 'Senarai Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia'. Isinya sangat menarik dan ulasan di antaranya: ada 10 donor bahasa Indonesia:
Belanda (3.280 kata)
Inggris (1.610)
Arab (1.495)
Sanskerta-Jawa Kuna (677)
China (290)
Portugis (131)
Tamil (83)
Parsi/Persia (63)
Hindi (7)

Latar Belakang Penyerapan Kosakata

Bahasa Indonesia menyerap banyak kata dari bahasa-bahasa lain, terutama yang pernah berhubungan langsung dengan Nusantara, baik melalui perdagangan (Sanskerta, Tionghoa, Arab), melalui penjajahan (Portugis, Belanda, Jepang), maupun karena perkembangan ilmu pengetahuan (Inggris). Contoh kata pungut dalam bahasa Indonesia adalah:

tetapi (dari bahasa Sanskerta tathâpi: namun itulah)
mungkin (dari bahasa Arab mumkinun)
kongko (dari bahasa Hokkien kongko: bercakap)
meski (dari bahasa Portugis mas que: walau)
bengkel (dari bahasa Belanda winkel: pojok atau toko)

Itu hanya sedikit contoh kecil saja. Sedikit bukti bahwa bahasa pun terlibat sebagai media interaksi manusia dari beragam budaya.

Penyerapan Kosakata dari Bahasa Daerah

Penyerapan kata-kata dari bahasa daerah ke Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI dapat mencegah kepunahan.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memverifikasi 652 bahasa daerah di tanah air.
Dengan menyerap kata-kata dari bahasa daerah ke dalam KBBI, penuturnya tidak hanya dari daerah, tetapi juga se-Indonesia.
Bahasa daerah juga menjadi kekayaan linguistik bagi Indonesia. Dampak keragaman bahasa itu memberikan pilihan kosakata yang bermacam-macam.
Penyerapan kata dari bahasa daerah ke KBBI perlu diseleksi agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Pelafalan kata-kata yang diserap dari bahasa daerah harus biasa diucapkan sehari-hari secara umum.

Perbandingan Penyerapan Kosakata Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris

Apabila membandingkan editor KBBI dan kamus bahasa Inggris Oxford. Bahasa Indonesia bisa menyerap kata-kata dari 652 bahasa daerah, sedangkan ada sekitar 50 editor kamus yang menanganinya.
Jumlah editor kamus yang dimiliki Oxford berkisar 200 orang. Jumlah bahasa yang menjadi sumber kamus tersebut sekitar 50 bahasa.
Seorang editor kamus bertugas untuk menambahkan kata, menemukan bukti penggunaannya, serta menyusun definisi.
Sehingga, bisa saja di kemudian hari, kata asal yang ada di bahasa daerah sebaiknya turut dicantumkan dalam KBBI. Tujuan untuk pembelajaran etimologi atau asal-usul suatu kata,

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Alif-Lam dan Tanwin Tidak Pernah Bertemu?

Seluruh Huruf Hijaiyyah Ada di Dalam Ayat Ini

Kafir (Arab) dan Cover (Inggris)