Bahasa Indonesia: Bahasa Kedua Vietnam dan Bahasa Kerja di Timor Leste
Teluk Ha Long, Vietnam [wikipedia.org] |
Tahukah Anda?
Vietnam
Bahasa Indonesia, selain menjadi bahasa resmi NKRI, ternyata juga diakui sebagai bahasa resmi sebagai bahasa kedua oleh salah satu negara tetangga, Vietnam.
Pada bulan Desember 2007, Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, telah mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi. Vietnam menjadi anggota ASEAN pertama yang menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua di negaranya. Dengan demikian Bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan. Adapun bahasa Prancis, adalah peninggalan masa kolonial, masih digunakan oleh orang-orang tua Vietnam juga sebagai bahasa kedua namun semakin hilang popularitasnya.
Warga Indonesia tak akan kesulitan jika bepergian ke Vietnam. Pasalnya, di negara yang pernah membuat Amerika Serikat harus angkat kaki ini, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di negara itu, bahkan menjadi Bahasa kedua setelah bahasa Vietnam.
Dengan penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, maka bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi warga setempat. Penetapan ini tidak terlalu aneh, mengingat di lapangan, Bahasa Indonesia sudah menjadi mata pelajaran di banyak sekolah dan universitas di sana.
Pemerintah daerah yang berada di semenanjung Vietnam ini juga telah meminta bantuan kepada Pemerintah Indonesia untuk mendatangkan guru Bahasa Indonesia sekaligus mengadakan pelatihan untuk guru-guru di Ho Chi Minh City. Pemerintah Indonesia melalui Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Minh City turut menyumbangkan sarana dalam rangka pengembangan Bahasa Indonesia.
Timor Leste
Selain dituturkan di Indonesia, bahasa Indonesia juga dituturkan di Timor Leste sebagai bahasa kerja. Artinya, meskipun tidak sebagai bahasa resminya, bahasa Indonesia tetap diakui sebagai bahasa minoritas di Timor Leste. Hal ini bisa dimaklumi mengingat Timor Leste pernah secara definitif menjadi bagian dari wilayah NKRI.
Negara ini merdeka pada tahun 2002. Namun sejak tahun 1999 Timor Leste berada di bawah pemerintahan transisi PBB. Berdasarkan konstitusinya, Timor Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis. Selain itu dalam konstitusi juga disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa kerja.
Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis, juga masih banyak digunakan di media dan di sekolah dari SMA hingga perguruan tinggi.
Misalnya, anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih juga memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar serta bahasa untuk menulis karangan ilmiah. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese.
Di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, penggunaan bahasa Portugis dilarang. Saat ini bahasa Portugis di Timor Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal, meskipun terdapat keengganan dari beberapa kalangan muda berpendidikan.
Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor berbicara bahasa Portugis secara fasih. Meskipun demikian, validitas laporan ini dipertanyakan oleh para anggota Institut Linguistik Nasional Timor, yang mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25% dari penduduk Timor.
Sebagian besar kata dalam bahasa Tetum berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat kata-kata serapan dari bahasa Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan.
Comments
Post a Comment