Sesal Kemudian Tak Berguna


penyesalan


Dalam Islam, keyakinan terhadap hari akhir merupakan salah satu rukun iman. Berbekal iman tersebut, seorang muslim dituntut untuk berpacu agar memanfaatkan hidup – yang cuma sekali ini – sebaik-baiknya. Setelah kehidupan di dunia yang sementara ini masih ada kehidupan lagi yang kekal dan abadi, itulah kehidupan akhirat.

Hidup di dunia ini ibarat masa menanam, dan hidup di akhirat adalah masa menuai. Ibaratnya, terlalu dini apabila kita berharap sudah akan menuai di dunia, dan sebaliknya, terlalu terlambat apabila kita berharap masih akan menanam di akhirat. Semua sudah diatur pada tempat dan waktunya masing-masing. Apabila tidak maksimal menanam kebaikan, bagaimana mungkin bisa menuai kebahagiaan?

Satu rasa yang tidak ada lagi gunanya pada hari kiamat, yaitu penyesalan yang selalu datang belakangan. Bagaimana bisa berguna, pada hari setiap orang hanya bisa menuai, tak lagi mampu menanam?

لَيْتَ

Dalam Al-Quran, diungkap beberapa ibrah berkenaan dengan penyesalan manusia. Al-Quran menggunakan lafal “layta” (لَيْتَ) untuk menggambarkan penyesalan atas sesuatu yang sudah terlambat dan tidak bisa diulang kembali. Dalam bahasa Arab, ungkapan “layta” menunjukkan angan-angan yang mustahil tercapai.

Berikut ayat-ayat Al-Quran yang berkisah tentang penyesalan. Semoga kita bisa mengambil pelajaran darinya.

Al An`am 27
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).

Al Kahf 42
Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku".

Al Furqon 27-28
[27] Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul".
[28] Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).

Al Ahzab 66
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul".

Az Zukhruf 38
Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)".

Al Haaqqoh 25-27
[25] Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).
[26] Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.

[27] Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.

An Naba` 40
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah".

Al Fajr 24
Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini".

Tidak ada Pilihan Lain: Jangan Beralasan

Itulah sederet penyesalan pada hari akhir yang digambarkan di dalam Al-Quran. Penyesalan tidak mampu membuat waktu berjalan mundur ketika semua sudah berlalu.

Mari berubah, sebelum penyesalan tidak lagi berguna. Tidak ada lagi alasan yang bisa diterima.

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : أخذ رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم بمنكبي فقال : كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل

وكان ابن عمر رضي الله تعالى عنهما يقول : إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك رواه البخاري

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma; beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memegang pundakku seraya bersabda, “Jadilah – di dunia ini – layaknya orang asing atau pengembara.”

Lalu Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jika engkau berada pada waktu sore maka jangan menunggu hingga pagi, dan jika engkau berada pada waktu pagi maka jangan menunggu hingga sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Manfaatkan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Bukhari)

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Alif-Lam dan Tanwin Tidak Pernah Bertemu?

Seluruh Huruf Hijaiyyah Ada di Dalam Ayat Ini

Kafir (Arab) dan Cover (Inggris)