ASMA dan NAMA

modernwallarts.com


Dalam domain ilmu alat di dalam bahasa Arab, yaitu ilmu nahwu dan ilmu shorof, dikenal tiga macam jenis kata, yaitu fi`il, isim, dan huruf. Isim atau ism yang dimaksud di sini memiliki sinonim sebagai kata benda atau nomina dalam bahasa Indonesia, atau noun dalam bahasa Inggris.

Ism secara harfiah artinya nama, atau yang dinamakan. Sehingga, isim dikenal sebagai kata benda tidak lepas karena ia menyebutkan sesuatu yang memiliki nama, memanggil orang, benda, barang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya.

Memberi nama atau menyebut nama dalam tingkat yang lebih khusus bisa dimaknai juga sebagai memberikan gelar atau menggelari sesuatu atau seseorang. Rasulullah digelari dengan "Al-Amin", Soekarno bergelar "Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soeharto sebagai "Bapak Pembangunan", Mike Tyson sebagai "si Leher Beton", Ronaldo dengan "The Phenomenon", untuk menyebut beberapa gelar yang sudah masyhur disematkan kepada para pelaku sejarah.

Bismillah - dengan asma Allah

Ayat pertama surat Al-Fatihah atau yang berarti surat "pembukaan" menyebutkan sebuah kalimat mulia yang sangat familiar dalam agama Islam, yaitu bacaan basmalah:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Sebagaimana ia menjadi kalimat pembuka di surat pertama dalam Al-Quran, kalimat ini juga menjadi kalimat pembuka pada 112 surat lainya di dalam Al-Quran. Jadi, dari 114 surat yang ada, 113 surat di antaranya mencantumkan kalimat mulia ini. Satu surat yang dikecualikan adalah surat At-Taubah. 

Selain itu, surat An-Naml memiliki dua basmalah. Satu sebagai pembuka surat dan satu lagi pada ayat yang ke-30 nya. Jadi jumlah basmalah dalam Al-Quran sama dengan jumlah surat di dalamnya, yaitu 114 buah

Dalam kehidupan sehari-hari, bacaan basmalah adalah lafazh yang penting. Dengan membaca lafazh ini pada setiap aktivitas positif yang kita lakukan, berarti kita meniatkannya dalam kerangka beribadah kepada Allah. Salah satunya ketika kita memulai makan disunnahkan dengan menyebutkan nama atau asma Allah dengan melafalkan basmalah.

Asma al-Husna

Contoh lain adalah penyebutan frase "al-asma al-husna" atau "al-asma ul-husna". Allah memiliki nama-nama yang mulia atau nama-nama yang baik. Asma yang dimaksud di sini dalam bentuk jamak. Artinya Allah memiliki nama-nama yang banyak yang menunjukkan keagungannya. Salah satu di antaranya adalah di surat Thoha [20] ayat 8:

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik).

Menurut Hadits Sahih Bukhari:
Utusan Allah (ﷺ) berkata, "Allah memiliki sembilan puluh sembilan Nama, seratus kurang satu; dan dia yang hafal semuanya dengan hati akan masuk surga." Menghitung sesuatu berarti mengetahuinya dengan hati. [Sahih Bukhari - Vol. 9, Buku 93, Hadis 489]

Sekelompok penyebutan lebih dari selusin asma Ilahi yang termasuk dalam daftar 99 nama Allah di dalam al-asma ul-husna ditemukan dalam tiga ayat terakhir Surat Al-Hasyr [59] ayat 22-24.

Asma - untuk Penghormatan

Meskipun kata 'nama' dan 'asma' adalah sinonim. Kata 'asma' memiliki nilai rasa yang lebih tinggi dan lebih halus. Ia mengandung rasa penghormatan dibandingkan dengan kata 'nama' yang lebih netral. Oleh karena itu, bahasa Indonesia menggunakan kata 'asma' untuk menyebutkan nama Tuhan, salah satu di antaranya. Sering ditemukan, kalimat basmalah dimaknai dengan "Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."

Tercatat bahwa bahasa Jawa juga menyerap kata 'asma' ini dengan makna yang kurang lebih sama dengan bahasa Indonesia.




Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Alif-Lam dan Tanwin Tidak Pernah Bertemu?

Seluruh Huruf Hijaiyyah Ada di Dalam Ayat Ini

Kafir (Arab) dan Cover (Inggris)